Cinta
itu tidak buta tetapi mata dan hati yang telah buta. Ketika mata bisa melihat
keganjilan,ia hanya bisa diam karena cinta,begitu pula dengan hati. Ketika
engkau mencintai kamu tidak akan bisa memberikan sebuah alasan. Jika alasan itu
ada maka engkau hanya ingin memberikan secuil bukti agar bisa di
percayai,meskipun itu hanya secuil.
Disaat
matahari begitu terik dia tetap menggenggam tangan ku,hingga membuatnya begitu
silau,yang aku tahu aku hanya berada disampingnya tepat diatas kendaraan beroda
dua yang berwarna merah berpadukan warna putih, aku berada diatas benda yang
terlihat bersih itu bersamnya,ketika ia mulai melihat wajah ku di spion,aku
merasa bersyukur hingga aku benar-benar berpikir akan selalu berada
disampingnya meski kami hanya berjalan kaki saja tetapi kenyataannya kami
sedang berada diatas benda beroda dua. Aku tersenyum melihatnya dispion,aku
memeluknya dengan erat dari belakang dengan penuh rasa cinta.
Aku
selalu bersandar dibahunya yang bidang,aku menyukainya ketika aku bersandar dan
aku mulai memikirkan “aku akan selalu berada disampingnya”. Ia belum pernah
memeluk ku disaat aku menangis,tetapi ia pernah memelukku disaat aku
benar-benar merasa sedih tepatnya malam itu disaat aku terakhir
melihatnya,begitu banyak gurauan yang telah ia buat namun aku benar-benar
bersedih.
Seminggu
sebelum ia melancong ke tanah rantauan,kami menghabiskan waktu bersama. Waktu
itu kami melalui banyak waktu,bahkan kami sempat berselisih paham beberapa
kali,kami tertawa bahkan bersedih. Waktu itu kesehatannya terganggu tetapi aku
tidak mengetahui hal tersebut,ia telah menunggu ku berjam-jam di mesjid kampus
ku itu semua karena aku yang akan mengikuti mid text,aku begitu cemas
membuatnya menunggu,mid text tersebut tidaklah seperti mid text pada
umumnya,ketika aku mengerjakan soal ujian pikiran ku hanya dia “aku akan
menyelesaikan ini dengan cepat” akhirnya aku selesaikan hanya 20 menit aku
tidak perduli apa hasil dari ujian ini.
Aku
berlari dari lantai 3 ke lantai dasar lalu ia tiba-tiba menghapiriku,wah aku
begitu bahagia,namun disaat menjelang magrib ia mengatakan bahwa ia sakit dan
aku merasa begitu khawatir,aku menyentuh wajahnya dan ia benar-benar terserang
flu,tetapi dia tetap tertawa meskipun ia tidak tahu jika aku benar-benar
menghawatirkannya,aku selalu memandangnya dalam diam. Kami
melewati banyak waktu,kami pernah tertawa,bersedih,menangis,bahagia,hingga kami
berselisih paham. Kami pernah bertengkar hebat namun kami tetap
bertahan,meskipun situasi kami benar-benar buruk seperti angin topan yang
memporak-porandakan rumah yang roboh. Karena aku percaya kami akan dipertemukan
kembali jika kami benar-benar ingin dipertemukan.
Ketika
hujan turun begitu lebat,ia bahkan tetap menggenggam tangan ku hingga
melindungi ku meskipun ia merasa kedinginan. Waktu itu aku tidak berdaya,aku
berbisik “aku benar-benar mencintai mu dan akan selalu berada disamping mu,apa
pun yang akan terjadi aku akan selalu berada disamping mu”.
BERSAMBUNG…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar