Selasa, 20 September 2016

PUBERTY

Cinta itu tidak buta tetapi mata dan hati yang telah buta. Ketika mata bisa melihat keganjilan,ia hanya bisa diam karena cinta,begitu pula dengan hati. Ketika engkau mencintai kamu tidak akan bisa memberikan sebuah alasan. Jika alasan itu ada maka engkau hanya ingin memberikan secuil bukti agar bisa di percayai,meskipun itu hanya secuil.
Disaat matahari begitu terik dia tetap menggenggam tangan ku,hingga membuatnya begitu silau,yang aku tahu aku hanya berada disampingnya tepat diatas kendaraan beroda dua yang berwarna merah berpadukan warna putih, aku berada diatas benda yang terlihat bersih itu bersamnya,ketika ia mulai melihat wajah ku di spion,aku merasa bersyukur hingga aku benar-benar berpikir akan selalu berada disampingnya meski kami hanya berjalan kaki saja tetapi kenyataannya kami sedang berada diatas benda beroda dua. Aku tersenyum melihatnya dispion,aku memeluknya dengan erat dari belakang dengan penuh rasa cinta.
Aku selalu bersandar dibahunya yang bidang,aku menyukainya ketika aku bersandar dan aku mulai memikirkan “aku akan selalu berada disampingnya”. Ia belum pernah memeluk ku disaat aku menangis,tetapi ia pernah memelukku disaat aku benar-benar merasa sedih tepatnya malam itu disaat aku terakhir melihatnya,begitu banyak gurauan yang telah ia buat namun aku benar-benar bersedih.
Seminggu sebelum ia melancong ke tanah rantauan,kami menghabiskan waktu bersama. Waktu itu kami melalui banyak waktu,bahkan kami sempat berselisih paham beberapa kali,kami tertawa bahkan bersedih. Waktu itu kesehatannya terganggu tetapi aku tidak mengetahui hal tersebut,ia telah menunggu ku berjam-jam di mesjid kampus ku itu semua karena aku yang akan mengikuti mid text,aku begitu cemas membuatnya menunggu,mid text tersebut tidaklah seperti mid text pada umumnya,ketika aku mengerjakan soal ujian pikiran ku hanya dia “aku akan menyelesaikan ini dengan cepat” akhirnya aku selesaikan hanya 20 menit aku tidak perduli apa hasil dari ujian ini.
Aku berlari dari lantai 3 ke lantai dasar lalu ia tiba-tiba menghapiriku,wah aku begitu bahagia,namun disaat menjelang magrib ia mengatakan bahwa ia sakit dan aku merasa begitu khawatir,aku menyentuh wajahnya dan ia benar-benar terserang flu,tetapi dia tetap tertawa meskipun ia tidak tahu jika aku benar-benar menghawatirkannya,aku selalu memandangnya dalam diam. Kami melewati banyak waktu,kami pernah tertawa,bersedih,menangis,bahagia,hingga kami berselisih paham. Kami pernah bertengkar hebat namun kami tetap bertahan,meskipun situasi kami benar-benar buruk seperti angin topan yang memporak-porandakan rumah yang roboh. Karena aku percaya kami akan dipertemukan kembali jika kami benar-benar ingin dipertemukan.
Ketika hujan turun begitu lebat,ia bahkan tetap menggenggam tangan ku hingga melindungi ku meskipun ia merasa kedinginan. Waktu itu aku tidak berdaya,aku berbisik “aku benar-benar mencintai mu dan akan selalu berada disamping mu,apa pun yang akan terjadi aku akan selalu berada disamping mu”.

BERSAMBUNG…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar